Jumat, 13 Mei 2016

Narsisme dan Individualisme: Penyakit Endemik di Kalangan Para Pemuda


(Pemuda Islam,  Bangkit dan lawan Virus Narsis dan Individualis !!!)

***
Pemuda Narsis? Individualis? Apa yang salah? Loe-loe, gue-gue. Daripada ngurusin urusan orang lain, mending ngurusin badan. Ooops!!!
“Ada yang mau mengaku, kalau kalimat di atas merupakan ekpektasi dari kata hatinya yang tak kunjung punya kesempatan untuk nyempil ke dunia nyata lewan lisan, apalagi kalian yang berani mengakui dirinya sebagai pemuda muslim plus mengantongi KTP elektrik dengan status islam pada kolom agama? Atau lebih parah lagi?”
Ada Apa dengan Pemuda Muslim???
Pemuda yang harusnya menjadi tonggak perubahan dalam masyarakat kini kehilangan jati dirinya karena penyakit endemik yang telah mewabah dan menjalar di kalangan pemuda muslim. Maka di sekitar kita bertebaran pemuda-pemuda aneh yang mengidap penyakit narsis alias cinta diri sendiri. Suka selfie-selfie dimanapun dan kapanpun tanpa malu-malu, update status tiap menit cuma untuk mengatakan: “Lagi makan”, “Lagi belajar”, “Siap-siap ngampus”, “Lagi di rumah teman”, “Baru bangun”, Lagi shalat tahajud”. Nah lho?!
Narsis atau yang dalam istilah ilmiahnya Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah penyakit mental ketika seseorang memiliki rasa percaya diri yang sangat tinggi untuk kepentingan pribadinya dan juga rasa ingin dikagumi. Hasil study menunjukkan bahwa orang narsis termotivasi untuk menipu dan berbuat curang karena sifatnya selalu ingin pamer kepada orang lain, bahkan ia tidak pernah merasa bersalah dengan tindakannya. Maka jangan heran, ketika menjadi pelajar atau mahasiswa, ia selalu ingin mendapat nilai bagus dengan cara apapun, termasuk menyontek. Mulai dari nyontek pekerjaan teman, bikin catatan panjang semalaman suntuk, hingga nyontek edisi terbaru lewat smartphone.
Lebih parahnya lagi, virus narsisme juga diboncengi oleh virus individualisme. “Loe-loe, gue-gue”. “Masalah aku, bukan urusan kamu. Masalah kamu? Itu sih DL (alias derita loe!!!)”. Akhirnya, para pemuda islam sibuk mengurus kepentingan dirinya sendiri tanpa mempedulikan berbagai problematika umat yang terjadi di sekitarnya. Mereka lebih memilih bungkam terhadap  kemaksiatan dan kezhaliman yang ada. Yang penting perut kenyang, dan urusan lancar. Segala kemaksiatan bertebaran di muka bumi tanpa mereka pedulikan. Dan akhirnya para pemuda menjadi orang-orang apatis bahkan autis terhadap masalah umat. Mereka hanya akan menggonggong ketika kepentingannya teganggu, tapi ketika kepentingan mereka lancar kembali, mereka akan menyendiri lagi dari segala problematika yang terjadi di sekitarnya. Naudzu billahi min dzalik!!!
Ada Asap, Ada Api !!!
Penyebab mewabahnya penyakit narsisme dan individualism yang tengah menggerogoti umat, khususnya para pemuda islam adalah adanya propaganda menyesatkan dari barat penjajah. Bermodalkan 3F (Fun, Food, Fashion), bahkan dengan f yang keempat, yaitu football, serta tidak adanya ketaatan individu menjadikan para pemuda dilenakan dan dininabobokkan melalui bantuan media sekular yang memihak kepada penjajah. Terbentuklah para pemuda islam yang narsis, individualis, dan jauh dari ajaran agama. Dan dengan ikhlasnya, mengikuti arahan barat untuk mengikuti gaya hidup mereka, termasuk menjadi pribadi yang narsis, individualis, dan tidak bisa memberikan sumbangsih apapun pada umat. Hingga umat islam masih terbelakang.
Selain itu, agenda barat untuk menghancurkan keluarga muslim juga turut menghancurkan generasi mudanya. Karena seorang ibu selaku pendidik sibuk mencari uang, entah karena kebutuhan ekonomi, bahkan hanya terbius oleh isu gender. Jadilah anak-anaknya, para pemuda mencari perhatian bahkan pengakuan di luar rumah, dengan melakukan tindakan-tindakan yang tidak senonoh. Bernarsis ria agar eksistensinya diakui dan tidak peduli terhadap orang lain karena merasa paling menderita sedunia, atau merasa paling hebat se-planet bumi. Miris.
Jangan lupa, kegagalan sistem pendidikan buangan barat yang dipungut oleh negara (Indonesia) yang terbukti dengan tercetaknya pemuda-pemuda narsis yang ingin diakui ‘berprestasi’ tapi miskin prestatif dan ujung-ujungnya malah membudakkan diri pada kaum penjajah. Karena sitem pendidikan ‘kita’ hanya melihat hasil dan mengabaikan proses. Tidak heran jika kebanyakan output yang dihasilkan oleh sistem pendidikan adalah pemuda-pemuda narsis yang hanya memikirkan dirinya sendiri, tanpa mau menggunakan intelektualitasnya untuk membangun umat. Akhirnya budaya ‘curang’ menjadi tradisi yang dilestarikan oleh sistem pendidikan Indonesia.
Pemicu utama dari merebaknya virus narsis dan individualis yang disebabkan oleh berbagai aspek, baik dari segi individu, keluarga, maupun bidang pendidikan tidak lain dan tidak bukan karena penerapan sistem yang salah. Sistem tersebut adalah demokrasi yang ditopang oleh kapitalisme. Demokrasi secara nyata telah menyalahi fitrah manusia dan secara tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja telah menuhankan manusia karena bolehnya berdaulat dalam perkara hukum. Atau dengan kata lain, keluar dari jalur yang seharusnya ditempuh dalam meniti kehidupan. Dianutnya pula Hak Asasi Manusia (HAM) yang menyokong 4 pilar kebebasan, yaitu kebebasan berkeyakinan, berkepemilikan, berpendapat,dan berekspresi. Konsep kebebasan berekspresi dalam demokrasi menstandarkan baik dan buruknya pada selera manusia. Kebebasan ini akhirnya membuat manusia, khususnya pemuda kebablasan. Pemuda hidup untuk memenuhi kepuasan dan ambisinya saja dan menjadi orang-orang narsis.
So….
Kondisi ini bertolak belakang dengan kondisi saat islam masih diterapkam sebagai aturan hidup. Sebut saja salah seorang pemuda yang merupakan sahabat Rasulullah SAW, Mushab bin Umair, pemuda cerdas Mekah yang menyampaikan risalah islam ke Madinah. Hingga dengan lisannya dan beberapa sahabat yang lain, penduduk Madinah mengulurkan tangannya kepada kaum muslimin Mekah dan terbentuklah daulah islam pertama, Daulah Madinah al-Munawwarah. Ingat pula Muhammad Al-Fatih yang telah menggemparkan dunia dengan penaklukan konstantinopel pada tahun 1453 H.  Dan jangan lupa, pada masa keemasan islam banyak para pemuda, para pencari ilmu yang unggul dan berprestasi di berbagai keilmuan, seperti ilmu tafsir, hadits, fiqih, mate-matika, astronomi, biologi, filsafat, penyair, bahkan kedokteran, dan masih banyak lagi. Banyak penemuan mereka yang hingga hari ini masih bisa kita nikmati. Seperti Ibnu Sina, bapak kedokteran yang karyanya masih dijadikan rujukan dalam dunia kedokteran hingga saat ini, al-Khawarizmi sang penemu aljabar, dan masih banyak lagi. Mereka itulah pemuda islam yang sesungguhnya. Para pemuda yang membaktikan seluruh hidupnya hanya untuk sang pencipta, Allah SWT.
Karena dalam sistem islam, yang menjadi pondasi dasar dalam sistem pendidikannya adalah pembentukan akidah islam yang mantap. Setelah itu, barulah anak-anak diajarkan ilmu sains dan tsakofah. Hingga tercetaklah pemuda-pemuda muslim yang berakidah islam, bertaqwa, berprestasi, dan mampu memberikan sumbangsihnya bagi umat.
Untuk mencetak lebih banyak pemuda cemerlang pendobrak peradaban kelam dan pengukir sejarah gemilang, satu-satunya jalan adalah dengan mendirikan sebuah institusi yang dapat memberdayakan para pemuda dengan baik dan sesuai fitrahnya. Institusi ini adalah sebuah negara yang mengemban ideologi islam, yaitu Daulah Khilafah Islamiyyah. Karena islam adalah rahmatan lilalamin, rahmat bagi seluruh alam. Bukan rahmatan lil insan (manusia), apalagi hanya sebatas rahmatan lil muslimuna (umat muslim).
Jadi, jika ada yang mengatakan, “Kita gak narsis kok, cuma pede aja.” Maka tempatkanlah pede pada tempatnya. Pedelah menjadi penolong agama Allah, pedelah menjadi pencari ridho Allah, pedelah menjadi pejuang syariah Allah, dengan memperjuangkan institusi yang dapat merealisasikan semua hukum-hukum Islam, daulah Khilafah. Langkah pertamanya adalah dengan menuntut ilmu islam.
So, bagi pemuda muslim, “Mager” bukan lagi akronim dari “Malas Gerak”, tapi “Mari Bergerak!!!”
Allahu Akbar
(Wallahu ‘Alam bisshawab)

Selasa, 01 Maret 2016

Jiwa Tanpa Tuhan

Saya telah lupa kapan terakhir kali merasa kesepian, sejak berta'aruf hingga hidup bersama kesepian tak pernah lagi mengusikku. Terima kasih "dakwah". Ketika kita mengenal Tuhan dan mengaku mencintainya maka sudah suatu kewajaran kita menempatkannya dalam hati. Sebab dengan seperti itu kita tak pernah merasa sendiri.
Hanya dengan mengingat Allah SWT maka jiwa akan tenang.,,

Senin, 22 Februari 2016

Sakura Dakwah


Aku belajar tentang pengorbanan, meresapi arti ketulusan, menikmati kerasnya perjuangan, merasakan kuatnya ikatan akidah yang menjadi penyempurna metamorfosis hidupku. Tertanam cinta dalam diri yang kini bermekaran dengan siraman ukhuwah, aromanya mengisyaratkan rindu akan Jannah-Nya. Adalah sakuraku yang indah warnanya selalu kukagumi. Namun, tak menunggu tiba musim semi ia bermekaran, sebab batang dan akarnya adalah semangat dan keimanan. Aku bercerita tentang kalian para pejuang revolusi. Kembang Revolusi LDK Fosdik Al-Umdah UNM...

Teruslah bermekaran sakuraku, tanpa menunggu datangnya musim. Bergeraklah kapan saja. Jika tidak, roda akan berhenti, tongkat estafet akan jatuh ke tanah. Kita kalah telak dengan arus kampus. Setelahnya, akan tinggal kenangan.


Teruntuk diri..

2016. Kita harus bangkit melawan pengacau dalam diri. Malas, menunda-nunda, acuh, ragu, tidak enakan, takut kepada selain Allah SWT. Sebab, ketika pengacau kecil dalam diri saja tak mampu dibasmi... bagaimana bisa  melawan berhala moderen yang terkutuk! Meneriakkan revolusi? Omong kosong! Jika diri saja tak mampu kita merdekakan dari para penjajah dalam diri yang menjadi kerikil bahkan jurang tanpa jembatan bagi gerak dakwah. 2016, tidak ada toleransi lagi ! catet!!!!



Jumat, 08 Januari 2016

Jangan Istrahat!



Kampung Halaman, 18 Desember 2015
Image result for Akhwat semangat
Istrahat pada arti umum adalah berhenti sejenak dalam melakukan aktivitas. Ketika lelah menulis, belajar, bekerja maka istrahat merupakan hal yang lumrah. Bahkan dianjurkan untuk kesehatan. Namun dalam konteks pergerakan dakwah kata istrahat sebaiknya jangan dilakukan, sebab apa arti pejuang jika ia beristrahat dari perjuangannya. Namun bukan berarti kita harus berjuang siang dan malam tanpa henti, tak mengenal makan, tidur dan segala hal. Istrahat dalam arti yang dipersempit dalam tulisan ini adalah istrahat dari dakwah, yakni tidak melakukan aktivitas dakwah dalam kurung waktu tertentu. Bisa dikatakan cuti dakwah. Kedengarannya aneh yah, namun cuti semacam ini banyak dilakukan oleh para pegiat pergerakan dakwah dan ternyata itu merupakan sebuah kesalahan yang sangat fatal bagi pergerakan dakwah. 

Mengapa? Pada hakikatnya, dakwah itu harus kapan saja dan dimana saja. Kewajiban untuk menyeru kepada kebaikan kala dihadapkan kepada kemaksiatan dan mencegah kemungkaran kapanpun kita bertemu denganya, namun apa yang terjadi jika cuti/ istrahat dari dakwah itu terjadi? Jelas, dosa akan terus mengalir. Bukan hanya itu gaes, tapi istrahat dalam melakukan aktivitas dakwah justru membuat pergerakan dakwah kita sendiri tidak segencar dulu, semenggebu-gebu dulu bahkan bisa jadi kita sendiri yang terwarnai oleh kemaksiatan yang mungkin dulu ada disekitar kita namun tidak pernah kita cegah atau minimal menyeru kepada kebaikan, namun bisa jadi kita ikut andil dalam kemaksiatan tersebut. Sungguh besar manfaat dakwah dalam melindungi kita dari berbag macam hal yang dapat menjerumuskan, disamping kita mendapatkan pahala kita juga bisa terhindar dari kemaksiatan dan terbiasa dalam kebaikan. 

So, gaes.. tidak ada kata berhenti dalam dakwah, istrahat dalam berdakwah bahkan mengambil cuti untuk berdakwah. Sebab untuk konteks dakwah sendiri sama halnya dengan bernafas yang tidak ada kata istrahat. Tanamkan dalam diri kita bahwa, kita mati jika istrahat bernafas dan pergerakan dakwah kita mati jika istrahat dalam dakwah. Ketahuilah, bahwa sebaik-baik tempat peristrahatan adalah kematian. Jangan berhenti berdakwah hingga kematian mengistrahatkamu dari dakwah....




Tamu dari Masa lalu



  Diam-diam cemburu yang tak wajar datang menyerbu rasa. Melihat kebersamaannya adalah impian yang telah kusingkirkan kala hijrahku, sejak itu kuberhasil membuangnya jauuuuh ketepi angan. Namun, aku lupa bahwa impian itu bisa merangkak kembali ke hidupku. Tapi  merangkak bahkan tak semudah itu. Benar saja,  ia kembali berlabuh dalam samudra hidupku dengan menggandeng tangan seseorang yang mewujudkannya menjadi kenyataan.  

Image result for Malam Sunyi 
Mereka terlihat baik bersama. Untukmu.. seseorang yang telah berhasil mencuri impianku dan mewujudkannya menjadi kenyataan dalam hidupnya, kuucapkan selamat. Saya bahkan tidak sepenuhnya menyesal, sebab saya punya cara lain mewujudkan impian yang baru. Hampir mirip dengan impian yang dulu kubuang jauh ketepian, tapi  ini kupastikan akan lebih baik sebab berkah. Mengapa? Sebab jalan yang kupilih adalah yang semestinya. 

Berkali-kali kuyakinkan pada diriku untuk tidak menyesal, cemburu, bahkan ingin kembali. Kau tahu bahkan tak cukup 1 jam aku bisa berhasil memusnahkan sihir-sihir yang bisa membunuh imanku, menggoyahkan benteng keistoqamahan yang tlah susah payah kubangun. Aku yakin, Allah SWT menyaksikannya dan keadilan untukku.
Untukmu impian yang kubuang dulu.. “Aku baik-baik saja!”

Makassar, Malam yang semakin larut pekatnya 8 Januari 2016

Jumat, 16 Oktober 2015

Posko SD Inpres Perumputan #Latihan Pramuka



#latepost
KKN-PPL Terpadu UNM Posko SD Inpres Perumputan Kecamatan Pajukukang Kabupaten Bantaeng.

Apa yang menarik dari kisah kami di tengah gersang pedalaman kabupaten Bantaeng? Adalah menyaksikan semangat dan perjuangan siswa untuk datang berlatih di sekolah. Tempat tinggal para siswa yang terbilang cukup jauh dari sekolah dengan melewati pematang sawah dan jalanan yang bahkan rindangnya pohon sulit untuk ditemukan, setidaknya untuk berteduh sesekali dalam perjalanan menuju sekolah. 

Selasa-Rabu rutin pukul 15.00 latihan pramuka dilaksanakan di sekolah. Meski siswa yang hadir terbilang sedikit, dan hari demi hari mulai berguguran hingga pernah suatu saat yang hadir latihan cuma dua orang namun untuk ukuran sekolah yang terletak di pedalaman merupakan jumlah yang lumayan. Setidaknya masih ada siswa yang tergerak hatinya dan masih mengakar semangatnya untuk tetap latihan.
Semangat yang patut kami tiru, dan sebagai tamparan bagi keluhan kami. Ketika terik matahari dan hembusan angin meninabobokkan siang kita maka semangat mereka adalah seember air dingin untuk membangunkan kita dari rasa malas... 

Mereka butuh pendidikan, mereka harus cerdas. Setidaknya melalui do’a dan usaha kita. Semangat mahasiswa posko pedalaman !



Perumputan, September 2015

Minggu, 05 Juli 2015

IPK


Sebaik-baik IPK adalah yang diperoleh dengan kejujuran, dan seburuk-sehina IPK adalah yang diperoleh dengan kecurangan…

Selamat libur semester. 

Bagaimana keadaan IPK kalian? Semoga tetap berada dalam lindungan predikat cumlaude. Tahukah kalian bahwa IPK terkadang bisa menghantarkan kepada Surga maupun Neraka? Mungkin ada yang berdalih sinis, “nyambung dimana IPK dengan kehidupan akhirat?” #Mikiir deh, bukankah tujuan hidup kita di dunia untuk beribadah kepada-Nya dan tujuan akhir kita pasti adalah akhirat, entah itu Surga maupun Neraka. Sisa pilih aja dan pilihan dimulai dari sekarang! Hubungannya dengan IPK yaitu.. Apakah kamu meraih IPKmu dengan kecurangan atau dengan kejujuran. Jika dengan kecurangan berarti kamu memilih membangun rumah akhiratmu dalam  neraka dan sebaliknya jika IPKmu diraih dengan kejujuran dan kesadaran bahwa semua ini semata-mata dalam rangka beribadah kepadanya berarti kamu telah memilih membangun istanamu di Surga.
Namun, pada kenyataannya masyarakat kampus khususnya, tak lagi peduli dan mungkin telat sadar dengan hal tersebut. Tapi bisa jadi ada yang sudah tahu namun masih mikir-mikir dulu (kebanyakan mikir untuk menunda-nunda kebaikan) atau takut dikucilkan atau dihinakan oleh lingkungan karena IPK yang kurang memuaskan. Dengan membangun benteng ketakutan dalam diri akan hal tersebut sama halnya  membangun benteng yang kuat dan jurang yang terjam antara diri dan kebaikan. Padahal kita sama-sama tahu bahwa Allah SWT maha adil dan maha tahu akan perjuangan kita. Selain itu, IPK hanya sekedar IPK yang akan diingat kawan dalam kurung waktu yang singkat. Setelah masing-masing sibuk dengan dunia barunya maka IPK yang tinggi hanya sekedar hiasan dalam tumpukan zaman.
Secara tidak langsung, melakukan kecurangan saat ujian merupakan salah satu cara yang paling ampuh menjadikan diri kita sebagai mafia-mafia akademik dan bias saja merangkak jadi mafia tertentu (Sesuai dengan dunia baru di gelutinya) sebab telah terbiasa dan terlatih berbuat kecurangan untuk mendapatkan predikat yang mampu membuat setiap pasang mata memandang dengan cahaya kekaguman akan prestasi kita.
Well, gaess…
Bersabarlah, IPKmu mungkin biasa saja, namun jika kamu memperolehnya dengan kejujuran maka kamu patut bersyukur setidaknya kamu tidak menghinakan dirimu dengan kecurangan dari pada mereka yang IPKnya tingi namun diperoleh dengan kecurangan. IPK yang berbau kecurangan takkan sudi keberkahan bersarang didalamnya. But.. buat kamu yang IPKnya rendah namun ternyata masih berbuat kecurangan, saran saya.. “sadar-sadar meki kawan!!” setidaknya Tuhan telah menegurmu untuk tidak berbuat kecurangan yang menjadikan dirimu hina. Dibandingkan mereka yang ber-IPK tinggi yang diperoleh dengan cara yang hina alias maksiat. Bisa saja Tuhan tak lagi sayang, karena teguran tak kunjung datang. Buat apa sekolah tinggi-tinggi, IPK tinggi-tinggi, namun dosa tak kalah tinggi, bahkan telah melangit.
Jadilah generasi yang berkualitas, cerdas dan berakhlak. “Kasihan negerimu Nak,” Ujar Ibu Pertiwi yang air matanya masih berlinang.
IPK memang tak selalu indah, namun yang menjadikannya indah adalah berkahnya.

Note : Tulisan ini dibuat untuk menghibur hati yang sedang sulit menerima kenyataan akan IP semester ini yang memprihatinkan. Namun, besar harapan tulisan dari pena seorang amatir ini mampu membuat kalian#mikiir bahwa mencontek saat ujian, baik itu bekerja sama atau memberi contekan kepada teman adalah perbuatan yang curang. Kecurangan akan menghinakan dirimu sendiri dan menghinakan IPK mu. Hihihi…
Watansoppeng, Penghujung Juni 2015